HarianUpdate.com | Jakarta – Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menilai gencatan senjata tahap pertama antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza tidak akan bertahan lama. Menurutnya, perbedaan kepentingan mendasar antara kedua pihak menjadi penghalang terciptanya perdamaian jangka panjang.
“Saya sangat yakin seyakin-yakinnya gencatan senjata antara Israel dan Hamas ini tidak akan berumur panjang, sebab kesepakatan ini dibangun tanpa dasar keuntungan yang jelas bagi kedua belah pihak, baik jangka pendek, menengah, maupun panjang,” ujar Anwar saat dihubungi, Minggu (12/10/2025).
Anwar menjelaskan, Hamas menginginkan berdirinya negara Palestina yang berdaulat, sementara Israel hingga kini menolak gagasan tersebut. Akibatnya, kata dia, gencatan senjata yang berlaku sejak Kamis (9/10) hanya bersifat sementara dan bisa berakhir sewaktu-waktu.
“Gencatan senjata ini bagi kedua belah pihak hanya menjadi jeda sejenak. Begitu masing-masing pihak merasa sudah siap, perang bisa kembali meletus,” kata Anwar.
Lebih lanjut, Anwar menyerukan agar dunia internasional tidak lengah terhadap isu pengakuan negara Palestina di tengah euforia kesepakatan gencatan senjata. Ia menegaskan, perdamaian yang langgeng hanya dapat tercapai jika Israel bersedia mengakui keberadaan negara Palestina dan hidup berdampingan secara damai.
“Jika dunia ingin gencatan senjata ini langgeng, maka terutama Amerika Serikat harus menekan Israel agar mengakui negara Palestina dan bersedia hidup damai berdampingan,” ujarnya.
Sementara itu, Israel dilaporkan mulai menarik pasukan secara bertahap dari Jalur Gaza pada Jumat (10/10/2025), sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas.
Badan Pertahanan Sipil Gaza melalui pejabat seniornya, Mohammed al-Mughayyir, mengonfirmasi bahwa pasukan Israel telah mundur dari beberapa wilayah di Kota Gaza dan Khan Younis, Gaza bagian selatan.
“Pasukan Israel telah mundur dari beberapa wilayah di Kota Gaza dan Khan Younis,” kata al-Mughayyir seperti dikutip dari kantor berita AFP, Jumat (10/10).







Komentar