HarianUpdate.com | Labura — Proyek pembangunan septik tank senilai lebih dari Rp2,43 miliar di Desa Kuala Beringin, Kecamatan Kualuh Hulu, Kabupaten Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara, menuai sorotan. Sejumlah warga penerima manfaat mengeluhkan dugaan penyimpangan, mulai dari beban biaya tambahan hingga kualitas bangunan yang dianggap jauh dari standar.
Berdasarkan hasil penelusuran dan pengamatan awak media di lapangan selama beberapa hari terakhir, warga penerima manfaat ternyata masih harus menanggung sejumlah biaya, seperti ongkos penggalian, penyediaan material berupa pasir dan kerikil, serta biaya transportasi pengangkutan material ke titik lokasi.
Padahal, menurut dokumen proyek, seluruh kebutuhan tersebut seharusnya sudah termasuk dalam alokasi anggaran dan tidak membebani masyarakat.
Rincian Anggaran Proyek
Data yang dihimpun menyebutkan pembangunan septik tank di Desa Kuala Beringin dibagi ke dalam dua kelompok kerja masyarakat (KKM), yakni:
KKM Bersama
Jumlah titik: 60 unit
Pagu anggaran: Rp1 miliar
KKM Bersatu
Jumlah titik: 113 unit
Pagu anggaran: Rp1.438.602.000
Sehingga total anggaran yang digelontorkan mencapai Rp2,43 miliar lebih.
Pekerjaan Dinilai Tidak Tepat Sasaran
Seorang warga yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan, seharusnya pembangunan septik tank diprioritaskan di wilayah seberang, khususnya di Dusun II Parlabian, Dusun III Buluinas, dan Dusun XI Batu Juguk. Warga di tiga dusun tersebut mayoritas tidak memiliki jamban, sehingga aktivitas sehari-hari seperti mandi dan buang air masih dilakukan di Sungai Kualuh.
“Namun kenyataannya, titik pembangunan di tiga dusun itu justru lebih sedikit. Bangunannya pun terkesan asal jadi dan kualitasnya diragukan,” ujar warga tersebut, Senin (18/8/2025).
Ia menambahkan, dari hasil pengukuran yang dilakukan bersama tim media, ditemukan dugaan adanya manipulasi ukuran bangunan. Selain itu, bahan bangunan yang digunakan juga diduga tidak sesuai standar yang ditetapkan dalam perencanaan proyek.
Desakan Warga
Masyarakat mendesak aparat penegak hukum (APH) untuk turun tangan memeriksa oknum pelaksana maupun kuasa pengguna anggaran yang terlibat dalam proyek tersebut.
“Kami minta agar pihak berwenang segera menindaklanjuti dugaan penyalahgunaan anggaran ini, karena ada indikasi kuat terjadinya mark up,” tegas warga.
Upaya Konfirmasi
Untuk keberimbangan pemberitaan, media ini telah berupaya mencari keterangan dari ketua kedua kelompok kerja masyarakat (KKM) yang mengelola proyek. Namun hingga berita ini diturunkan, keduanya belum berhasil ditemui.
Upaya konfirmasi akan tetap dilakukan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai pelaksanaan proyek pembuatan septik tank yang menelan anggaran miliaran rupiah tersebut.
Sumber: Kuansnews.com