Media Bisnis Indonesia Nilai Konsep Daerah Istimewa Riau Sarat Kebijaksanaan

HarianUpdate.com | Jakarta – Media Bisnis Indonesia menilai konsep Daerah Istimewa Riau (DIR) yang diajukan oleh Badan Pekerja Perwujudan (BPP) DIR sarat dengan nilai kebijaksanaan dan patut diapresiasi dalam konteks kehidupan bernegara saat ini.

Di tengah dominasi isu ekonomi yang kerap menjadi sorotan utama pembangunan nasional, konsep DIR dinilai menonjolkan aspek kebudayaan dan kearifan lokal, tanpa mengesampingkan persoalan sumber daya alam (SDA) serta kesejahteraan masyarakat Riau.

“Kami mengapresiasi hal ini sebagai suatu bentuk wisdom dalam berbangsa dan bernegara,” ujar Redaktur Pelaksana Bisnis Indonesia, Surya Mahendra, saat menerima kunjungan rombongan BPP DIR di kantor redaksi Bisnis Indonesia, Jakarta, Selasa petang (28/10).

Surya Mahendra didampingi sejumlah redaktur dan wartawan Bisnis Indonesia Group. Sementara dari pihak BPP DIR hadir Ketua Datuk Seri Taufik Ikram Jamil, Ketua Aliansi Nasional Perjuangan DIR Dr. Alfitra Salamm, serta tim penulis naskah akademik Tuan M. Erwan dan Datuk M. Ikhsan, serta Bendahara Datuk M. Fadhli.

Menurut Surya, kebijaksanaan yang ditunjukkan dalam perjuangan mewujudkan DIR memberi nilai tersendiri bagi kehidupan bernegara.

“Pendekatan seperti ini harus dipertahankan. Cara perjuangan yang mengedepankan kebudayaan dan dialog menunjukkan bahwa Riau memiliki keinginan berbeda yang patut diperhatikan secara serius,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua BPP DIR Datuk Seri Taufik Ikram Jamil menjelaskan bahwa gagasan pembentukan DIR bukanlah hal baru.

“Keinginan ini sudah muncul sejak lama dan kini didukung lebih dari 130 organisasi masyarakat secara tertulis. Dukungan juga datang dari Gubernur Riau dan Ketua DPRD Riau,” jelas Taufik.

Menambahkan hal tersebut, Dr. Alfitra Salamm menyebut bahwa konsep DIR merupakan jalan tengah dari berbagai aspirasi masyarakat yang pernah muncul, seperti keinginan untuk merdeka, federal, atau memperoleh status otonomi khusus.

“Perjuangan ini sudah berlangsung lama, bahkan jejaknya sudah ada sejak masa Sultan Siak Sri Indrapura, Syarif Kasim II, pada awal kemerdekaan,” ungkapnya.

Sementara M. Erwan, anggota tim akademik DIR, menguraikan bahwa terdapat tujuh alasan utama Riau layak menjadi daerah istimewa.

“Antara lain karena faktor sejarah asal-usul, keunikan budaya Melayu Riau, bahasa, semangat patriotisme, hingga kontribusi besar Riau terhadap sumber daya alam nasional. Kami justru menempatkan SDA di urutan ketujuh, bukan yang pertama,” tambahnya. (Red)

Komentar